Jakarta – Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, menjadi sorotan nasional setelah videonya viral di media sosial. Dalam video itu, Wahyudin mengaku ingin merampok duit negara saat berada di mobil menuju Makassar, Sulawesi Selatan, bersama seorang perempuan.
Warga dan netizen menyayangkan aksinya, sementara jabatan politik Wahyudin kini berada di ujung tanduk. PDIP langsung mengambil tindakan tegas, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memonitor laporan kekayaannya.
Video Viral: Wahyudin Mengaku Rampok Duit Negara
Dalam video viral, Wahyudin terlihat mabuk dan berkata, “Kita hari ini mengarah Makassar memakai duit negeri. Kita rampok aja duit negeri ini. Kita habiskan aja supaya negeri ini terus menjadi miskin.” Ucapan ini memicu kemarahan publik dan perhatian media nasional.
Video tersebut membuat karir politik dan kehidupan pribadi Wahyudin berubah drastis. KPK kini memonitor hartanya, dan identitas perempuan yang berada di video mulai terungkap.
KPK Pantau Kekayaan Wahyudin Moridu
Komisi Pemberantasan Korupsi langsung meneliti harta kekayaan Wahyudin Moridu. Dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2024, ia melaporkan total harta minus Rp 2 juta.
Harta yang dilaporkan termasuk rumah senilai Rp 180 juta dan kas sebesar Rp 18 juta, sementara utangnya mencapai Rp 200 juta. Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, menegaskan pihaknya akan meneliti kesesuaian laporan tersebut agar transparansi harta penyelenggara negara terjaga.
“Kami ingin memastikan pelaporan LHKPN tidak sekadar formalitas, tetapi jujur dan akurat,” kata Budi. Ia juga menekankan bahwa penyelenggara negara harus menjadi teladan dalam pencegahan korupsi.
PDIP Pecat Wahyudin Moridu
PDIP langsung memecat Wahyudin Moridu dari keanggotaan partai. Surat keputusan tersebut ditandatangani Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto pada 20 September 2025.
PDIP menegaskan tindakan Wahyudin merupakan tanggung jawab pribadi dan tidak ada hubungannya dengan partai. PDIP melarang Wahyudin melakukan aktivitas atau menempati jabatan apapun atas nama partai.
Perempuan Bersama Wahyudin di Video Viral
Video menampilkan Wahyudin bersama seorang perempuan bernama samaran D. Fikram Salilama, pimpinan Badan Kehormatan DPRD Gorontalo, menjelaskan bahwa D menyebarkan video karena tidak dinikahi Wahyudin.
Fikram menyebut D sempat meminta Wahyudin menikahinya, tetapi ditolak. DPRD Gorontalo kini memanggil Wahyudin dan kemungkinan juga D untuk klarifikasi terkait niat dan penyebaran video tersebut.
Implikasi Politik dan Publik
Kasus ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai etika dan tanggung jawab penyelenggara negara. Publik menuntut transparansi, integritas, dan penegakan hukum tegas bagi pejabat yang melanggar aturan.
Kasus Wahyudin Moridu menjadi peringatan bagi semua anggota DPRD maupun penyelenggara negara agar mematuhi norma hukum dan moral serta menjaga kepercayaan masyarakat.